Lombok memang sering sekali diidentifikasikan dengan kata Pedas. Mungkin karena Lombok itu sendiri adalah cabe, jika dimakan mentah - mentah ataupun dibuat sambal akan menghasilkan kata Pedas, itu tadi. Kebanyakan orang di dunia -Indonesi juga- menyukai pedas.
Di Indonesia sendiri ada Pulau yang namanya Pulau Lombok, sebuah pulau yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Dekat dengan Bali, bahkan ada yang menyebut jika Lombok adalah Bali kedua, karena pulaunya sama seperti Bali banyak pariwisata alam yang indah.
Ada temanku yang berkata seperti ini, "Dikasi nama Lombok karena orang-orangnya suka makan sambel ya?". Tidak aku pungkiri, jika banyak persepsi orang berkata demikian. Namanya memang unik, seperti nama pelengkap sayur mayur alias cabe. Padahal, dalam bahasa Sasak sendiri -bahasa asli suku sasak, suku yang mendiami Pulau Lombok- Lombok itu artinya Lurus.
Ada juga temanku yang berkata begini, "Berarti orang Lombok seneng pedes ya?". Hah? Aku hanya melongo mendengarnya, bagaimana bisa jika orang-orang yang tinggal di Lombok suka dengan pedas. Memang ada yang suka dengan pedas, tidak mau makan jika tidak ada sambal. Tetapi ada juga yang tak suka pedas, seperti aku contohnya.
Dari kecil aku memang tak suka pedas, jika lombok 1 atau 2, bolehlah. Aku masih berani. Tapi jika sampai 3 dan seterusnya, aku akan menggeleng dengan cepat. Mungkin aku keturunan ayahku yang tak suka pedas, padahal di ruang lingkup keluargaku, pada suka pedas. Sepupuku contohnya, dia bisa membuat sambal dengan 20an lombok dengan sedikit tomat dan itu digado menggunakan ayam tanpa nasi.
Bukannya aku alergi atau apa, tapi jika makan pedas sedikit saja. Aku langsung tak nafsu makan. Teman-temanku sekolah maupun kuliahku, rata-rata menyukai sambal. Malah ada temanku, jika makan nasi ataupun pentol harus dengan 3 sendok sambal. Pernah sakit perut karenanya, tapi tetap saja ia tak peduli.Bukan aku saja -yang notabene-nya orang Lombok- yang tak suka pedas. Ada juga beberapa temanku yang memang asli Lombok tak suka pedas. Jadi, aku tekankan sekali lagi. Jika orang Lombok tak harus suka pedas. Jika dipresentasikan 70% suka pedas dan 30% tak suka pedas.
Untunglah orang-orang disekitarku tahu tentang ketidaksukaanku dengan pedas. Jika kami memesan makanan, mereka selalu berkata, "Nggak pedaskan?".
Tapi kadang kala, jika aku melihat mereka makan sesuatu yang pedas, rasanya enak sekali. Dan akupun mulai membiasakan diriku dengan makanan pedas. Yah, walaupun masih dalam tahapan 2 atau 3 lombok.
Pernah suatu ketika, aku membeli maicih, yang pada saat itu hanya ada level 5. Karena penasaran, akupun membelinya. Baru coba 2 keripik. Mulutku sudah megap-megap dan akupun tak meneruskan memakannya. Kuberikan pada temanku yang doyan pedas.
Ya, beginilah ceritaku tentang Pedas dan Pulau Lombok. Bagaimana ceritamu tentang kamu dan Pulaumu? Hehe
ISENG !

Tidak ada komentar:
Posting Komentar